Sejarah dan Makna Kelahiran Pancasila: Tonggak Awal Identitas Bangsa Indonesia
INSTALPOS – Artikel ini mengulas secara mendalam sejarah kelahiran Pancasila, mulai janji kemerdekaan Jepang hingga penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Pelajari lima sila, proses perumusan, serta relevansi nilai-nilai Pancasila di era digital dan visi Indonesia Emas 2045. Dihidupkan dengan narasi koheren yang mengajak pembaca memahami dan menghayati dasar negara.
Ilustrasi pidato sejarah Ir Soekarno memperkenalkan lima sila Pancasila pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945, momen kelahiran Pancasila.
Mengapa Pancasila Begitu Krusial ?
Pancasila lahir sebagai dasar negara Indonesia yang merajut keragaman suku, agama, dan budaya ke dalam kesatuan. Wacana ini muncul ketika bangsa Indonesia mendambakan identitas dan pegangan moral di akhir masa pendudukan Jepang.
Asal-usul Kelahiran Pancasila
Janji kemerdekaan Jepang disampaikan Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada 7 September 1944, berupaya merebut simpati rakyat Indonesia. Janji itu membuka jalan bagi pembentukan BPUPKI untuk merumuskan dasar negara pascakemerdekaan.
Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) terjadi pada 29 April 1945. BPUPKI didirikan guna mematangkan perumusan dasar negara merdeka Indonesia.
Sidang BPUPKI dan Perumusan Dasar Negara
Sidang BPUPKI pertama digelar pada 29 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi In Jakarta. Forum ini mempertemukan tokoh seperti Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir Soekarno untuk mengajukan gagasan dasar negara.
Masa sidang pertama berlangsung hingga 1 Juni 1945, menandai momen kritis perjuangan intelektual bangsa. Diskusi hangat berpuncak pada pidato monumental Soekarno memperkenalkan Pancasila.
Momen 1 Juni 1945: Lahirnya Pancasila
Pada 1 Juni 1945, Ir Soekarno membuka pidato dengan gagasan lima prinsip dasar bangsa. Ia menamakan gagasan itu “Pancasila”, dari bahasa Sanskerta panca (lima) dan sila (prinsip) .
Berikut lima sila Pancasila yang diperkenalkan pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945:
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan yang Berkebudayaan
Penguatan Rumusan: Panitia Sembilan dan Piagam Jakarta
BPUPKI lalu membentuk Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Piagam ini memadatkan rumusan awal Pancasila sebagai muqaddimah UUD 1945.
Proses itu diakhiri dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945, ketika Pancasila secara resmi disahkan sebagai dasar negara merdeka. Momen ini menetapkan fondasi ideologis bangsa.
Penetapan Hari Lahir Pancasila
Melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Penetapan ini bertujuan agar masyarakat terus mengingat dan mengamalkan nilai-nilai dasar negara.
Momen peringatan bukan sekadar upacara, melainkan refleksi atas nilai-nilai persatuan, keadilan sosial, dan demokrasi yang terkandung di dalam Pancasila. Setiap 1 Juni, Indonesia diingatkan akan pentingnya fondasi ideologi ini.
Tanggal | Peristiwa |
---|---|
7 September 1944 | Janji kemerdekaan Jepang disampaikan Koiso kepada rakyat Indonesia. |
29 April 1945 | Pembentukan BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan dan merumuskan dasar negara. |
29 Mei–1 Juni 1945 | Sidang pertama BPUPKI melahirkan gagasan Pancasila oleh Soekarno. |
22 Juni 1945 | Piagam Jakarta diputuskan Panitia Sembilan sebagai cikal bakal Pembukaan UUD 1945. |
18 Agustus 1945 | PPKI mengesahkan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945. |
1 Juni 2016 | Keppres No. 24/2016 menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. |
Nilai Persatuan dalam Keberagaman
Pancasila lahir dari kesadaran historis bahwa kemerdekaan hanya mungkin diraih jika bangsa bersatu dalam perbedaan. Prinsip integratif ini mengikat jutaan pulau, suku, dan keyakinan ke dalam satu identitas kolektif.
Konsep “imagined community” oleh Benedict Anderson menegaskan bahwa bangsa terbentuk dari narasi dan pengalaman bersama, bukan semata keseragaman etnis. Pancasila memupuk rasa kebangsaan tanpa menghapus keberagaman.
Mohammad Hatta menegaskan bahwa “persatuan Indonesia bukanlah persatuan dalam keseragaman, melainkan persatuan dalam keberagaman.” Pernyataan ini memperlihatkan cara Pancasila mengakomodasi berbagai latar belakang.
Indonesia sebagai Negara Kepulauan
Sebagai negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki potensi besar sekaligus tantangan disintegrasi wilayah. Pancasila hadir sebagai perekat sosial yang menjaga kohesi nasional dalam situasi geografis yang terfragmentasi.
Letak strategis di persimpangan dua samudra dan dua benua menjadikan Indonesia jalur perdagangan dan persilangan budaya. Kekuatan simbolik Pancasila mencegah lonjakan disintegrasi dan menjaga nasionalisme integratif.
Budaya dan Nilai Pancasila
Budaya Nusantara—gotong royong, musyawarah, dan toleransi—merupakan akar nilai Pancasila yang tumbuh sebelum kemerdekaan. Melestarikan warisan budaya ibarat merawat akar pohon agar batang identitas nasional tetap kokoh dan tegak.
Anthony D. Smith menyebut simbol budaya seperti bahasa dan adat istiadat sebagai fondasi utama identitas. Ketika budaya tergilas, jati diri bangsa ikut memudar dan pertahanan sosial dapat melemah.